|
One step closer to becoming Mr and Mrs Tengker |
Unlike orang bule yang setelah cowoknya propose, ceweknya bilang iya, kemudian dianggap officially engaged, tradisi orang Indo masih perlu prosesi lamaran yang disaksikan kedua keluarga. For those of you who just got proposed and didn't know what to do next, don't worry. Kita semua melalui proses yang sama, sama-sama ngga tahu mesti ngapain buat lamaran.
Ok, biar lebih gampang ceritanya, this is Ayu writing (Dion lagi melanglang buana, kerja buat ngumpulin dana liburan selanjutnya haha). Sebenernya kami pacaran terhitung sebentar sebelum akhirnya Dion melamar saya, tapi kami temenan sudah lama. Dari awal pacaran sebenernya saya agak bingung. Di satu sisi hubungan kami sehat wal afiat, apalagi kalau dibandingkan dengan pacaran-pacaran sebelumnya. We're so much alike, be it our love for traveling, our point of view in life, our taste in music and food, and the list goes on. Like I would tell you in every story about us, kami sering banget menyelesaikan kalimat satu sama lain - masih suka kaget soal ini. Tapi di sisi lain, we have so many differences too: religion (won't go into details here, takut dibilang SARA), age (Dion lebih muda dari saya 1,5 tahun), dan hal sensitif lainnya. But against all odds, we made it work (more on knowing he's the one in another post ya).
The first time he proposed to me was when I was washing the dishes at my old flat. He bent on one knee, no ring, and asked me if I would marry him. I said yes, with hands full of soap. It wasn't romantic, I know, typical Dion. Kami ngga bilang siapa-siapa dan melanjutkan hidup kami seperti biasa. Awal tahun 2016, kami mulai diskusi soal pernikahan. We grew so close to each other and it's about time we talk about wedding. Akhirnya kami memberanikan diri untuk bicara dengan keluarga masing-masing mengenai rencana kami untuk menikah.
Mempertemukan kedua keluarga
Langkah selanjutnya kami merencanakan pertemuan kedua keluarga, supaya keluarga saya kenal dengan keluarga Dion. Nah, siapa aja yang diajak? Sebaiknya keluarga inti dulu, supaya proses kenalannya lebih intimate dan ngga melebar kemana-mana. Untuk venue-nya, kami memilih Ikan Bakar Cianjur di Cipete.
Tips untuk mempertemukan kedua keluarga:
- Cari venue yang netral dan posisinya di tengah, supaya sama-sama enak. When it comes to family, salah dikit bisa jadi sensitif kan hahaha. Kecuali kedua keluarga sudah kenal lama, then you know what's best for both family.
- Biar ngga awkward saat pay bills, yang bayar kamu dan pasangan kamu. Info ke mama papa masing-masing kalau it's your treat, so they don't have to berebut mau bayar bill and making things awkward haha
- Cari venue yang humble dan nyaman, biar ngga ada yang terintimidasi. Know your parents too. My mom wouldn't like for us to meet at a michelin star restaurant. So is Dion's mom. Dan bener aja, mereka berdua jadi nyaman makan banyak karena tahu masing-masing suka makan haha.
- Keep obrolan santai aja, ngga usah terlalu kaku langsung ngomongin lamaran. Let them know each other dulu, have something in common, have something to laugh about together. Barulah bisa pelan-pelan ngobrolin soal lamaran.
- Sebaiknya kamu dan pasangan sudah ada gambaran kapan acara lamaran akan dilaksanakan. Nah, gunakan pertemuan keluarga ini untuk membahas ketersediaan kedua keluarga di tanggal yang kalian sarankan. Sukur-sukur kalau bisa langsung dapet tanggal lamaran dan nikahan, tapi kalau belum nemu, ngga papa. Bisa diobrolin lain waktu.
Persiapan Lamaran
Kalau sudah dapet tanggal lamaran, lanjut ke persiapan acaranya. Biasanya biaya acara lamaran ditanggung pihak keluarga wanita kalau dilaksanakan di kediaman keluarga wanita. Kalau kamu maunya di resto atau cafe, biaya bisa juga ditanggung kedua keluarga. Jadi apa aja yang mesti disiapin?
- Venue! Dari awal saya pingin acara lamaran dilangsungkan di rumah. Soalnya selain lebih hemat, ngga ada batasan juga kan berapa banyak keluarga yang akan diundang (secara keluarga eyke dan Dion banyak banget mak). Tapi kalau kamu mau niat, boleh sewa tempat di resto atau cafe. Banyak lah ya cafe buat lamaran, tapi kemarin sempet main ke gedung XXI bekas Megaria (lupa namanya haha), di situ ada function room yang oke punya lho buat acara meeting, yang bisa dipake buat lamaran juga. Makanannya juga lumayan enak.
- Catering. Saya pakai Gandrung catering di Bogor. Sebenernya ngga mesti pakai catering, kalau keluarga kamu suka masak, sok mangga tunjukkan kebolehan masak-memasak ke keluarga pasangan hehehe. Enaknya pakai catering, biar kamu ngga usah pusing sama servingnya. Oya, pastikan juga jumlah keluarga yang akan datang, biar porsinya cukup. Kalau pakai jasa catering, biasanya mereka juga menyediakan jasa sewa kursi jadi ngga perlu ribet nyari sewa kursi lagi deh.
- Dekor. Kamu bisa pakai jasa dekor nikahan yang biasanya nyewain dekor untuk acara lamaran juga. Since acara lamaran saya dan Dion pingin simpel, ga macem-macem dan hemat, jadi ngga pake jasa dekor. Kami beli kain putih untuk digantung di tembok, minta tolong tukang langganan ibu saya untuk masangin. Kami juga pesen bunga untuk menghias gebyok yang sudah ada di rumah. Kalau ngga salah pesen bunga dan beli kain habisnya ngga sampe 1,5 juta.
- Prosesi acara lamaran. Nah, ini baiknya diskusikan juga dengan kedua keluarga kira-kira pas lamaran mau ngapain aja. Berhubung Dion tergabung dalam WO dengan teman-temannya, jadi kami consult dengan mereka untuk susunan acara.
- Anter-anteran. Kenapa saya ngga bilang seserahan? Soalnya di otak saya seserahan itu buat akad nikah hahaha.. Untuk seserahan atau anter-anteran ini ada dua versi. Ada yang waktu lamaran hanya bawa makanan (ini yang kami lakukan), ada juga yang sudah bawa macam-macam perlengkapan selain makanan. Oya, menurut kepercayaan orang Jawa, jumlah anter-anteran atau seserahan dari masing-masing keluarga ini harus ganjil, mungkin biar pas dijumlahin jadi genap kali ya hahaha. Katanya juga, mesti kasi makanan yang lengket, biar pasangan makin lengket (iyain aje, selama doanya bagus hahaha). Berhubung kami cuma bawain makanan, jadi ngga perlu dekor isi box anter-anteran. Beli box-nya aja di Mayestik.
- Cincin or no cincin? Ini balik lagi ke kedua pasangan. Mau cincin lamaran dipakai buat cincin kawin? Atau mau perhiasan lain sebagai penanda kamu sudah dilamar (kalung, misalnya)? Tadinya kami mau pakai tuker cincin yang dipakai untuk cincin kawin. Tapi karena persiapan acara lamaran hanya sebulan, kami belum nemu cincin yang pas. Akhirnya kami beli cincin di D'Paris, sebagai syarat aja. Kok beli cincin murah? Iya, soalnya cuma buat syarat aja, ngga mau buang-buang uang buat cincin yang nanti pasti dicopot lagi pas pakai cincin kawin (not a big fan of jewelry, Dion is lucky ya hahaha). Beli cincin di D'Paris cuma 150ribu aja mak, murah meriah, yang penting bentuknya cantik. Saya mah anaknya mudah senang dan ngga ngerepotin hahahaha.
- Tamu undangan. Selain keluarga apakah kamu mengundang tamu lain? Kami mengundang teman-teman juga, dan alhamdulillah yang dateng banyak banget sampe kaya acara kawinan jadinya :P
- Make Up Artist. Kalau ini terserah kamu, mau dandan sendiri juga boleh. Berhubung saya ngga bisa nyanggul, akhirnya panggil MUA ke rumah. Saya pakai jasa Hilda Sarwono, sengaja panggil MUA yang based di Bogor biar ngga ngerepotin. Lop sama hasil make up-nya yang natural! Oya, selain bisa jasa make up dan hair do, Mbak Hilda juga buka praktik sulam alis dan bulu mata juga lho, cek websitenya di sini atau instagramnya @hildasarwono_mua.
- Attire. Saya dan Dion ngga suka acara yang uptight. Dari awal lamaran sampe nikahan, pokoknya attire kami ngga boleh ribet. Saya cuma pakai kain songket (bukan asli) dan lace tunic. Dion pakai batik. Intinya baju yang kami pakai pas lamaran harus bisa dipakai buat kondangan lagi *pasangan ogah rugi*. Oya saya jahit di Mbak Netty, lokasinya di gang sebrang CK Ampera.
- Dokumentasi. Tadinya saya mau pakai jasa Mint Studio (dokumentasi untuk wedding), tapi di hari itu semua fotografernya lagi keliling hehe. Jadinya saya minta tolong temen saya yang baik hati untuk mendokumentasikan acara lamaran, +fitriani pujiastuti.
Prosesi Acara Lamaran
Biasanya acara lamaran dilakukan pagi, biar selesainya pas makan siang. Waktu itu kami mulai acara jam 10 pagi, jadi saya mulai make up dari jam 8 pagi.
|
Belom rapiin alis, tapi Mbak Hilda bisa bikin alis eyke cakep! |
|
Hasil make up Mbak Hilda yang natural. I have bad acne scars, Mbak Hilda sakseus nutupin dengan decent. Emang ngga mau ketebelan, soalnya untuk lamaran pingin yang enteng aja. |
Jam 10 pagi keluarga Dion datang ke rumah saya, disambut hangat oleh om saya yang menjadi juru bicara keluarga. Memang kalau dalam prosesi lamaran, umumnya ada juru bicara di luar keluarga inti yang mewakilkan keluarga. Begitu pula dari keluarga pria. Yang dipilih jadi juru bicara mesti orang yang bisa becanda juga, biar ngga kaku. Jubir dan MC itu beda ya, kalau MC ibaratnya moderator kedua keluarga, yang ngasi tau abis ini ngapain, siapa yang ngomong, dll. MC kami waktu itu temen Dion di WO *ini lamaran bener-bener DIY ye haha*.
|
Si ganteng baru sampe rumah, ditemenin sama Mama dan Om Seno. |
|
Keluarga CPP dipersilakan masuk |
Setelah kedua keluarga dipersilakan duduk, jubir keluarga
pria akan menyampaikan maksud kedatangan mereka ke rumah keluarga
wanita. Kemudian akan disambut oleh jubir keluarga wanita. Setelah
lamaran diterima, nanti anak gadis akan dipanggil untuk menemui keluarga
pria. Di sini biasanya dikerjain dulu nih, nanti ada imposter mukanya
ditutupin selendang trus digodain, "hayo.. ini bukan calonnya yang mau
dilamar?". Basi sih.. tapi kayanya emang gitu ya dari dulu? Hahaha.
Setelah si anak gadis yang dilamar beneran keluar dari kamar, nanti
ditanyain sama orang tuanya, beneran mau ngga sama si cowok yang
ngelamar kamu ini. Pasti jawabnya mau kan, kalo ga mau ngapain ada acara
lamaran pake catering segala bahahaha.
|
Om Seno, mewakili keluarga Dion mengutarakan maksud kedatangan |
|
Kalau jubirnya santai dan lucu, hasilnya begini. Ketawa ketiwi melulu. |
|
Acara lamaran resmi mengikutsertakan keluarga yang lebih besar, ngga cuma keluarga inti. |
|
Sebelum dipanggil ke bawah, foto dulu sama dua tante dan sahabat sehidup semati |
|
Kasian si Indro, disuru jadi imposter haha |
|
Dan Dion beneran mikir itu beneran saya atau bukan. Zzz. |
|
Dalem hati: awas aja ya, Yon, kalau ngga bisa bedain! |
|
Untung Dion bener nebaknya, jadi saya boleh duduk. Dan sadar kamera. |
|
Sepanjang acara begini melulu. Tawa tiwi. |
Kemudian ada sesi tukar cincin dan dokumentasi kalau kami beneran udah tunangan *yakali aja ada yang ga percaya*. Berhubung belum muhrim, jadi yang makein cincin di jari manis kiri saya adalah mamanya Dion. Kayanya sih kalau CPP yang pakein cincin ke CPW juga ngga papa ya, ini karena kita manut MC aja sih hehe.
|
Mama mewakili Dion memasangkan cincin tunangan di jari saya *eak* |
|
Penampakan cincin murah meriah yang udah cukup bikin saya seneng :D |
|
Foto wajib pas lamaran |
|
Foto simbolis penyerahan seserahan dari keluarga pria |
Beres foto-foto dan doa supaya persiapan pernikahan lancar, baru deh sesi perkenalan kedua keluarga. Setelah kenalan, seserahan dari pihak CPP diserahkan kepada keluarga CPW *asik, lasagna mama Dion <3*. Setelah itu baru deh makan siang dan foto-foto lagi.
|
Doa bersama |
|
Penyerahan seserahan dari pihak keluarga pria, diterima oleh keluarga wanita |
|
Penampakan seserahan yang isinya makanan-makanan enak. Saya udah special request sama mama Dion, pingin dibikinin lasagna hahaha. |
|
Foto bersama keluarga saya |
|
Keluarga Dion |
|
My Tempat Sampahs |
|
Dion's Squad |
|
Mamak asli dan Mamak infal (Indro) |
|
Manja keterlaluan sama Indro haha |
|
Special dibikinin versi hitam putih sama +fitriani pujiastuti Ini saya sama Dion lagi kepanasan keplek-keplekin baju depan blower hahaha. |
Setelah makan siang, keluarga pria akan pamit untuk pulang. Sebelum pulang, keluarga wanita akan menyerahkan seserahan (kaya bekel kali ya kalo jaman dulu) kepada keluarga pria. Nah, setelah ini bebas apakah pasangan kamu mau ikut pulang juga atau stay di venue. Karena temen kami banyak banget yang datang, jadi Dion stay dulu buat ngobrol sama temen-temen.
Do you have any more questions? We're just an email away! Tunggu kelanjutan cerita soal wedding kami yaa..
Hallo selamat pagi akang teteh calon pengantin,
ReplyDeletemasi bingung cari gedung pernikahan ? bingung musti ngurus pernikahan dari mana ? bingung pilih vendor ? tenanggg… HIS Balai Sartika Convention Hall siap membantu akang dan teteh untuk mempersiapkan pernikahan impian akang dan teteh.
Di HIS Balai Sartika sekarang sudah one stop wedding service, yang dimana mulai venue, catering, dekorasi, makeup dan sebagainya akan dibantu oleh kami dari HIS Balai Sartika Convention Hall. HIS Balai Sartika sendiri pun sekarang sudah FULL CARPET serta AC nya pun sudah AC CENTRAL. HIS Balai Sartika Convention Hall sudah banyak bekerjasama dengan para vendor-vendor pernikahan yang terkemuka diBandung.
Ingin tau info lebih lanjut silahkan hubungi :
ROSIANTI,
WA : 085624295686
IG : @rosi.hisbalaisartika
E-mail : rosianti.hiscorp@gmail.com