JAPAN TRIP: PREPARATION

Crazy, right?
Yes, it's finally here! I am skipping few posts and jump straight to our Japan trip because many of our friends asked questions about it. Oh, in case you didn't notice, I'm using "I" and not we because from now on I'll be in charge of the writing and Dion will do the fact digging (let's be honest, he is too lazy to write hahah). Okay! Now you set your mind, body, and soul to visit Japan, but looking at the Tokyo train map, did you piss yourself already? Worry not, I'll help you out though I'm not a Japan expert but let's just share, mkay?

Di post ini gue (anggap aja kita udah akrab, jadi gue-guean ngga papa lah ya wkwk) akan break-down few things you should consider ketika sedang mempersiapkan trip ke Jepang. You know what they said, "fail to prepare, prepare to fail". Why tho? Karena menurut gue Jepang beda banget sama Singapore atau Hong Kong, it is next level preparation. So many spots to check out during your visit, so you have to be sure what kind of trip you're aiming.

Our original plan was to explore Japan in full-on adventure mode. Begitu tau we're having a baby days before our departure made it almost impossible to go through. If you want to know how I "survived" Japan during my very early pregnancy, read my daily posts in Japan!

First thing first,

Your Flight Tickets

Finding cheap tickets was not an easy task. I got mine for my birthday present from Dion. But to make the story short, just make sure you check all possible flight provider to get the best fare. Kami pilih start dari Haneda dan pulang dari Kansai airport. It's easier karena ngga perlu bolak-balik antara Tokyo-Osaka lagi untuk pulang dari bandara yang sama dengan bandara kedatangan. Cons-nya, harga tiket mungkin sama aja kaya harga pulang-pergi naik Garuda atau ANA pas lagi travel fair, but of course kenyamanan dikorbankan. We combined Air Asia and Malindo flights, transitting in Kuala Lumpur, for about IDR 9 mill berdua pulang-pergi.

Some of my friends got their ticket with the same price during GATF or ANA or SQ travel fair. Pros-nya, kenyamanan ngga bisa dibandingin sama low-cost airline lah ya. Cons-nya you have to spare 1 day for a return trip to the same airport as your arrival airport if you plan to visit other cities. Most of the discounted flight tickets sold at travel fair were return tickets, they don't give discount for one way ticket. Jadi kalau kamu berangkat dan mendarat di Kansai, lalu plan to visit Tokyo and other cities, jangan lupa hitung setengah sampai 1 hari untuk perjalanan balik lagi ke Kansai airport.

To get cheap flights, jangan males buat cek perbandingan harga saat travel fair (dengerin radio, liat iklan di sosmed, di media cetak juga) dengan online ticket lewat Traveloka atau airline website (I will write about this hack on another post). Pernah ngobrol sama orang yang udah antre gila-gilaan buat dapet tiket SQ murah, begitu cek traveloka dengan airline yang sama, taunya harganya sama persis. Ya ngga rugi di materi sih, tapi buang waktu dan tenaga kan buat antre setengah hari di tengah lautan manusia. Jadi rajin cek toko sebelah biar ngga salah langkah.


Itinerary

Sample of our itinerary

I like making a very comprehensive itinerary so that I know what I'm expecting and be prepared for what's to come. Itinerary ngga mesti dilakuin semua minutes by minutes, tapi it's nice to have a guideline daripada bingung ketika trip. Dan menurut gue itinerary di Jepang jadi penting banget karena you must be visiting lots of places so you have to know the route, the budget, etc so you have the efficient way to go from point A to point B.

Read the map. If you can't, try! Misalnya, lo pengen ke Disneyland trus pengen ke Ueno Park juga. Ngga bakalan efisien dilakuin dalam satu hari (yaiyalah). Atau dari Senso-ji Temple mau ke Fujiko F. Fujio, ya bisa aja sih, tapi bakalan capek karena it will involve A LOT of long distance walking. What you can do is doing one area per day, so you get the most of your day dan hemat di ongkos kereta.

Itinerary yang gue bikin biasanya consists of : Time, Activities (ngapain), Transport (naik apa yang paling efisien), Details (berenti di mana yang paling deket sama destination-nya, kalau harus jalan, jalannya ke arah mana), Budget, and Remarks (if you have any other additional information). Enaknya kalau include budget dalam itinerary, lo bisa punya gambaran dalam sehari perlu berapa Yen untuk tranportasi, makan, belanja, dll.


Stay

- Hotel
Pros: you get the comfort, the amenities, the better location (most of the time)
Cons: it'll be expensive and other than 4-5 starred hotels, you'd get a tiny room and it couldn't fit more than 2 persons

- Hostel
Pros: cheaper than a hotel, better locations on some hostels
Cons: You have to share everything with other guests and keep your business to yourself at all time

- Airbnb
Pros: Got the whole place to yourself with cheaper price than a hotel, with the same amenities (sometime more equipped than a hotel)
Cons: Location might be far from tourist area, you have to keep your noise down all the time, separate your trash (in Tokyo), no concierge service, and them beds would not be as comfortable as the hotel's.

Saran gue, kalau lo punya budget, by all means, stay at a hotel. Tapi kalau mau menghemat budget, please do a thorough research dan jangan males baca review di tripadvisor atau airbnb supaya ngga zonk begitu sampai di penginapan.


Passport

You can use you existing passport (just make sure the expiry date not less than 6-8 months after your departure date) and apply for Visa. Or, you can apply for an e-Passport and get a visa waiver (more on visa waiver after this section).

Gue dan Dion milih yang kedua, karena pingin punya e-passport dan ngga usah ribet nyiapin dokumen untuk apply visa. Kami pilih Kanim Soekarno-Hatta karena denger-denger di sana antrean ngga separah di Kanim Jaksel. Oya, pembuatan e-passport hanya bisa dilakukan di Kanim Kelas I. So if you're from outside big cities, check the nearest Kanim Kelas I from your origin city.

We arrived at 4.30 in the morning, dapet antrean pertama dan kedua. Ngga lama kami duduk di bangku antrean, sekelompok bapak-bapak dari luar kota datang untuk antre. Jangan remehkan karena antrean ngga panjang, lalu bisa datang agak siangan yah.. Soalnya di Kanim Soetta ini saingannya sama yang dari luar kota juga (they booked flight to Soetta and then stay di hotel sekitar bandara biar deket). Meskipun gue dan Dion dapet antrean pertama, ini bukan nomer antrean pengurusan paspor yah.. melainkan antrean buat dapet nomer antrean beneran hahahaha.

ngga terlalu rame antriannya
04.30 in the morning to get that number 1 and 2 seat!

Dress Code

I think fake lashes also included haha


Antrean mulai rame banget di Kanim Soetta mulai jam setengah 7 pagi dan menjelang jam 8 pagi, petugas Kanim akan mulai membagikan map berisi formulir untuk diisi. Jam 8 teng, mulai dipanggil masuk ke dalam kantor sesuai dengan urutan kedatangan. Give the documents di loket penerimaan dokumen, lalu kelengkapan dan dokumen asli diperiksa, dan dikasi nomer antrean. Ngga lama, dipanggil masuk ke ruangan wawancara dan langsung foto saat itu juga. Karena waktu itu sistem pusat baru aja kena masalah teknis, e-passsport kami jadinya 7 hari kerja instead of 5. Cepet sih, ngga pake lama proses di dalemnya sebenernya. Yang lama dan butuh perjuangan ya antre biar dapet urutan pertama.

Oya, di kanim ini juga ada kantin dan tempat fotocopy yang buka dari sebelum jam 8. So if you need to copy anything, jalan aja ke depan pintu Kanim, ngga mesti jalan jauh-jauh.

Persyaratan bikin e-passport:
  1. Akta Lahir
  2. e-KTP (ngga bisa pakai KTP biasa)
  3. Ijazah
  4. Buku Nikah (kalau udah nikah dan belum punya KK)
  5. Surat domisili atau Surat Pengantar (kalau alamat beda sama KTP dan lokasi Kanim)
  6. Kartu Keluarga
  7. Paspor lama
Setelah selesai proses wawancara dan foto, nanti akan dikasi receipt yang bisa dibawa ke bank untuk melakukan pembayaran. Biaya pembuatan E-passport sebesar IDR 655,000 dan kalau paspor lama lo ilang, biayanya jadi dobel. Seinget gue sekarang pembayaran bisa dilakukan di 13 bank (termasuk BCA dan Mandiri juga bisa). Gue dan Dion akhirnya bayar di Bank BRI yang lokasinya cuma beda satu kompleks gedung sama Kanim Soetta. Setelah bayar, ngga usah balik lagi. Cukup duduk manis di rumah sambil nunggu paspor jadi sesuai tanggal yang ditulis sama petugas di receipt pengambilan paspor.

The good thing about this Kanim is you can check your passport status by texting to SMS getaway number. Gue ngga paham sih sama Kanim lain, bahkan pas bikin paspor di Kanim Jaksel malah dianjurkan ngga ngambil sendiri tapi nunggu dikirim ke rumah. Coba tanya aja sama petugasnya, adakah layanan SMS getaway.

Untuk Kanim Soetta, kirim SMS ke 0812 19191847 dengan format STATUS (spasi) NO. PERMOHONAN. Don't worry, the status is up to date. Gue sempet coba pagi-pagi status masih on process, siangan dikit gue sms lagi, udah jadi.

SMS Getaway Kanim Soetta

Jam Pengambilan Paspor

e-Passport yang sudah jadi ada chip di depannya
Anyway, gue sempet mikir mungkin kalau pakai e-Passport, pas di Jepang tinggal lewat Auto Gate aja. Ternyata ngga tuh, mesti antre imigrasi juga. Tapi di bandara Soetta gue dan Dion udah nyobain Auto Gate, tinggal scan halaman identitas di paspor, nanti gate-nya kebuka. Lo masuk ke gate, lalu scan sidik jari dan face recoginition di kamera sebelah kanan. Kalau sudah verified, gate satu lagi bakalan kebuka dan lo tinggal melenggang pata-pata dan dadah-dadah sama mereka yang ngga punya e-Passport dan masih antre lewatin imigrasi. Dadaaaah hahahaha!


Visa or Visa Waiver

Kalau lo milih pake paspor lama lo, ngga papa. Tapi lo mesti apply visa biasa. Nah, persyaratannya kurang lebih sama aja kaya mau bikin visa ke negara lain. Since apply visa bisa pake agent, gue sebenernya lebih prefer pakai travel agent (like what I did when traveling to Europe and Australia), karena lo save a lot of time and energy to queue. Harganya juga ngga beda jauh-jauh banget kok sama ngurus sendiri. Enaknya lagi, lo bisa do everything via phone or email untuk nanya kelengkapan dokumen, apa aja persyaratannya, dll. Begitu semua udah siap, tinggal datang deh ke cabang terdekat buat drop dokumen, nanti sama petugas travelnya juga bakalan di-double check untuk meminimalisasi visa lo di reject. Lo bayar, setelah itu tinggal tunggu panggilan visa jadi, trus ambil deh pas weekend sekalian ke mall. Efisien.

Untuk visa Jepang, biayanya IDR 330,000 untuk single entry kalau lo urus sendiri. Nah, kalau lo urus pakai travel agent (waktu itu gue nanya Antavaya), biayanya IDR 385,000. FYI, di Kedubes Jepang ngga ada parkiran mobil atau motor. Best you can do is naik transportasi umum, or park your vehicle di Plaza Indonesia. Kalau dihitung-hitung nih ya, lo dateng sendiri ke sana, bayar parkir minimal 2 jam plus lo pengen makan siang sekalian di PI, trus lo balik lagi buat ambil paspor di kedubes berarti parkir lagi, dan lo kepengen makan siang lagi di PI. Belom antrinya lama. Jajan dan parkirnya udah lebih dari 55,000 kayanya yaa.. belum waktu yang kebuang buat ngantre. Mendingan pakai travel agent hahaha.

Persyaratan untuk bikin visa lewat Antavaya sbb:
  1. Paspor asli minimal 8 bulan dari tanggal keberangakatan
  2. Surat Sponsor dalam bahasa Inggris
  3. Copy SIUP jika pemohon pemilik perusahaan
  4. Copy KK, KTP, Akte Lahir, Akte Nikah
  5. Foto ukuran 4,5 x 4,5 latar belakang putih 2 lembar
  6. Print out tiket dan nama Hotel selama di Jepang
  7. Keuangan 3 bulan terakhir
  8. Isi dan tanda tangan formulir permohonan visa Jepang
  9. Untuk Pelajar lampirkan kartu pelajar atau surat keterangan sekolah
  10. Mohon semua dokumen visa jepang dicopy pada kertas A4 dan tidak dilipat
  11. proses visa 5-7 hari kerja
Untuk info lebih lanjut, lo bisa hubungin Antavaya cabang mana aja (biasanya gue di Gancit, karena paling deket). Post ini ngga dibayar sama Antavaya. Wk.

Hokeh, kalau lo memutuskan bikn e-Passport karena pengen dadah-dadah sama penumpang yang antre di imigrasi Soetta, lo eligible buat apply visa waiver. Caranya gampang banget dan khratis. Plus kalo lo males dan sibuk banget kaya artis, lo juga bisa minta tolong travel agent buat apply-in visa waiver buat lo dengan biaya IDR 50,000.

Setelah e-Passport lo jadi, besokannya lo bisa datang ke Kedubes Jepang. Usahain datang dari jam 8 pagi biar antrean ngga menggila. Cukup bawa paspor dan formulir permohonan visa waiver yang udah diisi lengkap. Form bisa diunduh di sini atau bisa juga lo ambil di Kedubes Jepang. Oya permohonan pervisaan atau visa waiver ini cuma dilayani sampai jam 12 siang ya.

Waktu itu gue datang sekitar jam setengah 10 pagi, langsung ambil antrean di mesin antrean untuk visa (di situ ada 2 mesin nomer antre). Kalau bingung, tanya sama petugas. Setelah nunggu kurang lebih 1,5 jam, akhirnya gue dan Dion menuju loket untuk ngasiin paspor dan formulir. Ngga pake ditanya apa-apa, cuma dinomerin paspornya dan dikasi receipt buat ngambil besok setelah jam 1 siang.

Besokannya gue dateng jam 12, taunya antre di depan Kedubes karena nunggu yang di dalem beres urusan dulu. Untung ngga terik, kalau terik mayan tuh basah keringetan dan kena debu dari jalan haha.


Jadi deh!
Masa Visa waiver adalah 3 tahun atau sampai paspor kadaluarsa atau sudah dipakai selama 15 hari untuk stay di Jepang, tergantung yang mana duluan. Jadi kalau lo berencana stay di Jepang lebih dari 15 hari, lo harus bikin visa biasa dan ngga bisa pakai visa waiver.


JR Pass or No JR Pass?

JR Pass tu apa yak? JR Pass adalah seonggok kertas yang bikin turis Jepang iri sama turis mancanegara yang sama-sama mau explore Jepang. Why? Karena dengan JR Pass ini, kita bisa explore Jepang sesuka hati naik JR trains kemanapun yang kita mau tanpa harus bayar ticket fare lagi (kecuali untuk 2 tipe shinkansen, yaitu Nozomi dan Mizuho). Durasinya ada 3 macem: 7 hari, 14 hari, atau 21 hari. Tergantung kebutuhan lo selama di Jepang.

Hengon yu, kenapa turis Jepang sirik sama kita deh? Soalnya JR Pass ngga bisa dibeli di dalam Jepang dan dijual hanya di travel agent yang ditunjuk di overseas. Ini trik biar wisatawan asing makin getol explore Jepang kali ya?

Nah, itu tadi kan berita baiknya. Berita ngga enaknya, harganya lumayan bikin manyun. Gue dan Dion beli JR Pass untuk 7 hari di HIS Travel Gancit dengan harga IDR 3,5jutaan (udah termasuk tax 1%) per voucher. Lumayan mahal, bisa naik commuter line di Jakarta sampe eneg kayanya ya. Tapi kalau mahal kenapa banyak orang beli? Soalnya most of travelers going to Japan would spend their holiday to several cities and to get to each city efficiently, you need shinkansen. Harga shinkansen one way aja mahal, apalagi pulang pergi dan ke beberapa kota. That's why banyak orang milih beli JR Pass despite its expensive price.

Di awal gue sempet bilang itinerary itu penting banget kalau lo mau ke Jepang, salah satunya ya ini. Kalau lo prefer explore dan blusukan di Tokyo aja, I don't think JR Pass would be worth it. Tapi kalau lo punya waktu 2 minggu di Jepang dan mau ke Tokyo, Gala Yuzawa, Takayama, Kyoto, Osaka, dan lain-lain, it's worth every penny! Kalau masih bingung, coba hitung di JR Pass calculator ini. Lo juga bisa ngebandingin sama harga each train di Hyperdia sesuai dengan itinerary lo setiap hari.

If you've decided that JR Pass is worth it, then next thing you should do is buy it while you're still in Indonesia. Lo akan dikasi voucher yang valid 2 bulan. Voucher ini bukan tiket kereta, tapi voucher untuk ditukarkan dengan JR Pass ketika lo udah sampe di Jepang. Nah, validity period-nya ditentukan dari hari pertama lo nukerin voucher menjadi JR Pass.




Read below for example.

  • Liburan di Jepang dari tanggal 1- 12 April.
  • Lo beli JR Pass voucher di HIS tanggal 15 Februari. Berarti voucher lo bisa ditukerin (valid) sampai 15 April. Biar aman, beli voucher JR Pass maksimal 1 bulan sebelum keberangkatan supaya validitynya ngga mepet sama expiry date, which is 1 Maret.
  • Ternyata tanggal 1-3 April di Tokyo doang, banyakan pakai subway. Jangan tukerin voucher JR Pass dari awal keberangkatan, karena rugi kalau ngga dipake. Biar aman, tukerin atau minta aktifin JR Pass di tanggal lo mulai pakai shinkansen.
  • Tanggal 5 April mau ke Gala Yuzawa pakai shinkansen nih. Lo bisa tukerin voucher JR Pass dari tanggal 4 April di JR station dan minta diaktifin mulai tanggal 5 April. Kalau lo aktifin mulai tanggal 5 April, JR Pass lo bisa dipakai sampai tanggal 11 April.



Lagi-lagi itinerary jadi penting karena ngga mau kan JR Pass lo ada yang bolong ngga kepake #teamogahrugi. Usahain plan itinerary dengan matang, misalkan 3 hari pertama di Tokyo banyakan pakai subway, sisanya baru deh pakai JR Pass buat rute yang jauh-jauh.

Oya, selain JR Pass, ada juga beberapa pass yang nawarin diskonan buat turis. Saking banyaknya gue ngga apal, tapi setau gue ada satu pass yang pilihannya 1, 2, atau 3 hari unlimited use of subway dan metro train di Tokyo. Ada juga Tokyo Wide Pass, Kansai Pass, dll. Biar ngga salah pilih train pass, mending konsultasiin itinerary sama travel agent yang jual pass-pass tersebut. My favorite two Japan related travel agents would be: HIS and Wendy tour.


WiFi

Apalah artinya yalan-yalan ke Jepang kalau ngga bisa update ke sosmed #eak. Ngga ding, sebenernya menurut gue akses internet paling penting pas di Jepang bukan buat update di Path, tapi buat ngecek jadwal kereta dan kereta-kereta mana yang mesti dinaikin. So internet connection is a must!

Lucky for us, sekarang udah banyak provider wifi buat keliling dunia. Jadi tak perlulah kau nyalakan itu roaming, sudahlah mahal, koneksi jelek pula (trust me). Gue sewa wifi di HIS, karena kalau beli salah satu produk/ service di HIS, bisa dapet harga spesial untuk sewa wifi. Sebenernya banyak yang nyewain wifi juga, tapi kata temen gue, wifi-nya HIS yang koneksinya paling stabil. No wonder harganya slightly higher. 

Ets, tapi jangan salah, gue dan Dion sudah membuktikan koneksi modem wifi HIS stabil sekali. Kecuali di terowongan nembus gunung yah, manalah ada sinyal di situ yakan. But other than that, it didn't disappoint us. Just make sure you bring your powerbank with you, karena semakin banyak device yang konek ke modemnya, batrenya semakin cepet habis. Nah, modem HIS yang gue sewa adalah yang unlimited data dan bisa konek buat 10 device (mayan lah seharian baru habis batre, soalnya yang make cuma bedua). Enaknya bisa konek banyak decive, lo jadi bisa patungan deh sama temen-temen buat bayar sewanya.

Untuk list harga sewa menurut lama harinya bisa dilihat di website HIS di sini. Siapin juga deposit IDR 1,000,000 yang akan dikembalikan setelah modemnya dikembalikan. Lama penyewaan ngga dihitung dari tanggal modem diambil kok. Jadi misalkan lo berangkat tanggal 1 April, lo akan disuruh ambil wifi dari tanggal 29 atau 30 Maret, tapi tetep mulai dihitung pemakaian ya dari tanggal 1 April. Jadi ngga rugi, toh wifi-nya ngga bisa dipakai juga di Indonesia hehe.


Other Entrance Tickets

I don't recommend buying tickets on the spot, if you plan to go to theme parks. For Disneyland/Sea, you can buy from their official website here or via HIS (or other travel agents). Kalau kamu cuma mau visit salah satu dari Disneyland/Sea, I suggest you buy from travel agent karena harganya slightly cheaper if I'm not mistaken. Tapi kalau mau 2-Day Passport, I suggest you buy online and opt for the Print-At-Home tickets. Do print the tickets because using your phone is uncommon at Disneyland/Sea (I don't know why I see everyone holding their paper ticket instead of their phone).

One thing you should also consider, every theme park in Japan means LONG QUEUES. Some of the queue might last more than 2,5 hours. Crazy. There's no such thing as cheat di Disneyland/Sea, jadi jangan harap ada express pass atau VIP pass. Adanya Fast Pass, itupun ngantre buat ngambilnya. Will talk about this later on separate post about Disneyland ya.

But if you're planning to go to USJ, then I should suggest you buy the Express Pass ticket. It costs a fortune but worth every yen. You didn't have to queue longer than 20 minutes for designated rides, save a lot of time and energy of course, and it'll make sure you have a fabulous time at USJ. Nah, Express Ticket USJ sering habis kalau beli on the spot , bahkan sebelum pintu gerbang dibuka. Sebaiknya beli tiket dan express tiket USJ dari Indonesia. Gue sempet kesusahan sih nyari travel agent yang jual express ticket, tapi akhirnya bisa beli di Wendy Tour. Semua transaksinya via telepon dan ngga ketemu muka, booking, transfer bayar, trus tiketnya dianter via gojek hahaha. Untuk express ticket-nya dikirim via email, dan ngga usah diprint juga ngga papa karena you can show it on your phone to USJ staff.

Begitu juga dengan Fuji-Q Highland, beneran ngga bisa beli tiket on the spot. Googling sana-sini, nemu yang jual tiket Fuji-Q, taunya HIS lagi hahaha. Check out this link.


Hyperdia and Japan Travel App

I will make this section as short as possible biar ngga bingung. Di awal tulisan sempet liat kan train map Tokyo doang aja udah njelimet, apalagi the whole country? So, what you can do is just look at the map just to remember few important stations on your trip. Misalnya lo nginep daerah ginza, cek stasiun paling deket sama penginapan stasiun apa, trus kalau mau interchange ke line lain di stasiun apa biasanya, dan beberapa stasiun besar yang bakalan masuk dalam itinerary lo. Ngga mesti lo apalin kok, cuma biar tau aja letaknya supaya kalau mau re-check di stasiun udah tau posisinya di sebelah mana.

Biar gampang kuralang-kuriling di Jepang dari point A ke point B, paling gampang cek train schedule and fare pakai Hyperdia.com. Lo bisa plan journey sesuai tanggal dan jam (karena beda menit bisa beda train). You can also check harga each train di kolom sebelah kanan.

If you need info on train changes on the go, download Japan Travel app on Google Play. It is reasonably real-time, jadi kalau ada train yang delay juga biasanya dikasi info. Yang paling penting, lo harus tau dulu stasiun keberangkatan dan stasiun yang dituju, nanti akan muncul beberapa pilihan dan durasi perjalanan. You can choose a trip with less walking or the quickest train combination available (biasanya includes lo jalan dengan pace lumayan tinggi).

Please note that kereta di Jepang very-very punctual. Jadi kalau lo pake acara pipis dulu, atau belanja tokyo banana dulu, atau beli roti dulu, might re-check the app/ hyperdia dengan train schedule terbaru karena bisa jadi lo baru ketinggalan kereta dan kereta dengan rute yang sama baru muncul lagi sejam kemudian wkwkwk. So it is very important to know and stick to the train schedule you choose.



So there you have it, preparation for your Japan Trip! I will write our daily itinerary after this post and will try to write as comprehensive as possible :) See ya!

No comments :

Post a Comment